TRANSLATOR

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

this widget by www.AllBlogTools.com

II. Apakah Ibadah Sejati Itu?

Ibadah adalah suatu sikap hati dimana segala-galanya -- seluruh hidupnya, keberadaan dan milik kita -- menjadi persembahan yag terus-menerus kepada Tuhan, yang senantiasa dicurahkan kepada Tuhan. Ibadah yang benar adalah penyerahan sepenuhnya dari kehendak dan segala sesuatu yang kita miliki kepada Tuhan -- dalam segala waktu, tempat, kegiatan, pikiran dan perasaan.

Akan kami gambarkan maksud kita dengan memakai pandangan kita tentang bagaimanakah seharusnya seorang hamba Tuhan. Mungkin anda berpendapat bahwa seorang hamba Tuhan dalam memberitakan Injil harus mempunyai satu tujuan saja dalam pikirannya -- yaitu memuliakan Tuhan dengan membawa keselamatan (dan kemudian pengudusan) kepada orang berdosa. Karena ia adalah hamba Tuhan maka anda merasa bahwa ia seharusnya belajar, berkhotbah dan melakukan tugas-tugas pelayanannya bukan untuk dirinya sendiri, bukan untuk gajinya, bukan pula untuk meningkatkan popularitasnya, tetapi hanya untuk memuliakan Tuhan. Kini jelaslah bahwa jika ini bukan tujuannya maka pelayanannya tidak dapat diterima Tuhan sebab bukan merupakan persembahan kepada Tuhan. Bukan ibadah kepada Tuhan tetapi ibadah kepada diri sendiri.

Ibadah bagi seorang pendeta ialah suatu keadaan pikiran dimana semua tugas-tugas kependetaannya dilakukan hanya bagi kemuliaan Tuhan dan seluruh kehidupannya merupakan persembahan yang terus menerus kepada Tuhan.

Anda berpendapat bahwa seorang pendeta harus beribadah kepada Tuhan dalam segala hal sama seperti doa dan khotbahnya -- anda benar! Bukan saja seharusnya, tetapi sesungguhnya ia harus beribadah diluar mimbar sama seperti ketika ia berada di mimbar. Jika ia dipengaruhi oleh motivasi duniawi dan kepentingan diri sendiri selama seminggu itu maka motivasi yang sama itu pasti akan ada di hatinya pada hari Minggu. Jika pada hari Minggu itu pikirannya berpusat pada kesenangannya sendiri, berusaha mengunggulkan dirinya sendiri, maka demikian pula yang terjadi pada hari Minggu.

Jika ibadah seorang hamba Tuhan semata-mata hanya suatu sandiwara -- ia berkhotbah, berdoa, mengunjungi orang dan melakukan semua tugasnya hanya dengan tujuan untuk menunjang hidup keluarganya atau hanya mendapat penghormatan dan perhatian bagi dirinya sendiri -- saudara pasti berkata bahwa ia orang jahat, dan jika ia tidak bertobat, ia pasti akan kehilangan jiwanya.

Kalau itu pendapat anda, anda benar! Bila saudara jujur, saudara dapat malakukan penilaian dan memutuskan dengan benar sifat dan nasib orang-orang seperti itu. Sekarang, ingatlah, standar ini berlaku bagi kita  semua!!! Tanamkan dalam pikiran kita, bahwa tidak ada tindakan, semangat atau luapan perasaan pribadi -- atau keputusan untuk berubah, atau janji untuk saat dimasa mendatang -- yang merupakan ibadah.

Karena ibadah adalah keadaan kehendak dimana pikiran ini tenggelam seluruhnya didalam Tuhan sebagai Pribadi yang paling kita cintai -- dimana kita tidak saja hidup dan bergerak dalam Tuhan tetapi juga untuk Tuhan. Dengan kata lain, ibadah adalah keadaan pikiran dimana perhatian dialihkan dari keakuan / kepentingan diri sendiri dialihkan kepada Tuhan -- pikiran, maksud, kehendak, perasaan dan emosi, semuanya dicurahkan hanya kepada Dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar