TRANSLATOR

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

this widget by www.AllBlogTools.com
Catatan :
Ibadah dalam bahasa Inggris adalah "devotion", berasal dari kata "to devote" yang berarti MEMBERI. Jadi ibadah yang sebenarnya berarti memberikan / mempesembahkan diri ini SEPENUHNYA kepada Allah.Inilah yang dimaksudkan oleh Roma 12 : 1. Segala tindakan lahiriah yag kelihatan oleh mata manusia (seperti berdoa, berbakti, membaca Alkitab, berbuat baik), bila tidak dilakukanh dengan memberikan HATI dan DIRI kita kepadaNya, tidaklah dapat dikatakan sebagai ibadah, itu adalah topeng-topeng rohani dan sandiwara yang dihasilkan dari kemunafikan. Allah menyelidiki dan melihat hati, Ia tidak melihat tindakan lahiriah kita.


Artikel ini diterjemahkan "DEVOTIONS OR DEVOTION?" (LD#36) dengan seijin Last Days Ministries, USA. Untuk mendapatkan traktat ini atau bimbingan selanjutnya, silakan saudara menghubungi :
P.O. BOX 1419
SURABAYA
60014

API PENYEMBAHAN

Ya Bapa... biarlah api penyembahan, puji-pujian, hormat dan ucapan syukur tetap menyala di hati kami siang dan malam, di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, Amin.

DASAR IBADAH SEJATI

Inilah hukum tentang korban bakaran. Korban bakaran itu haruslah tinggal di atas perapian di atas mezbah semalam-malaman sampai pagi, dan api mezbah haruslah dipelihara menyala di atasnya. (Imamat 6:9)

Api yang diatas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan lembakar segala lemak korban keselamatan disana. Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, jangan dibiarkan padam (Imamat 6:12,13).
Tiap-tiap pagi kita sebagai orang kristen harus menaikkan pujian dan penyembahan kepada Tuhan, pujian dan penyembahan itu seperti membakar korban keselamatan di atas mezbah yang baunya harum sampai di Tahta Tuhan. Api yaitu Roh penyembahan harus kita jaga supaya tetap menyala di dalam hati kita, harus dipelihara menyala di dalam hati kita, jangan dibiarkan padam.

Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang (ini adalah lambang keempat Injil Tuhan Yesus : Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak henti-hentinya mereka berseru siang dan malam : "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Maha Kuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." (Wahyu 4 : 6-8)

Api pujian dan penyembahan harus dijaga tetap menyala di dalam hati kita dengan tidak henti-hentinya berseru siang dan malam ---> sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak henti-hentinya mereka berseru siang dan malam : "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Maha Kuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Oleh : Samuel Rajawali

MENGENAI IBADAH SEJATI

"Jika engkau makan atau jika engkau minum atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Tuhan." (I Korintus 10:31)

"Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam Nama Tuhan Yesus sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Tuhan, Bapa kita...... Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu sama seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (I Kolose 3:17,23)

"Sebab tidak ada seorangpun diantara kita yang hidup untuk dirinya sendiri dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati kita adalah milik Tuhan." (Roma 14:7-8)

Ayat-ayat diatas menyatakan apa yang dimaksud dengan ibadah yang sebenarnya kepada Tuhan. Dalam pembahasan ini, akan ditunjukkan :
  1. Hal-hal yang bukan merupakan ibadah sejati.
  2. Apakah ibadah sejati itu.
  3. Kekristenan sejati berarti senantiasa beribadah, bukan kadang kala saja.
  4. Beberapa kesalahan yang sering dibuat mengenai hal ini.

I. Hal Yang Bukan Merupakan Ibadah Sejati.

  1. Membaca Alkitab, berdoa, atau hadir di kebaktian bukanlah suatu ibadah. Hal-hal itu bisa disebut sebagai saat-saat ibadah. tetapi bukanlah ibadah itu sendiri.
  2. Janji pribadi atau umum dari hidup kita kepada Tuhan bukanlah suatu ibadah. Hal itu bisa saja dikatakan sebagai tindakan khusus -- yaitu sebagai jaminan atau janji ibadah -- tetapi bukan merupakan ibadah itu sendiri.
  3. Tindakan atau latihan berbuat baik bukanlah suatu ibadah. Hal-hal tersebut bisa saja dikatakan sebagai tindakan-tindakan ibadah tetapi hendaklah diingat bahwa perbuatan itu sendiri bukanlah dasar ibadah.

II. Apakah Ibadah Sejati Itu?

Ibadah adalah suatu sikap hati dimana segala-galanya -- seluruh hidupnya, keberadaan dan milik kita -- menjadi persembahan yag terus-menerus kepada Tuhan, yang senantiasa dicurahkan kepada Tuhan. Ibadah yang benar adalah penyerahan sepenuhnya dari kehendak dan segala sesuatu yang kita miliki kepada Tuhan -- dalam segala waktu, tempat, kegiatan, pikiran dan perasaan.

Akan kami gambarkan maksud kita dengan memakai pandangan kita tentang bagaimanakah seharusnya seorang hamba Tuhan. Mungkin anda berpendapat bahwa seorang hamba Tuhan dalam memberitakan Injil harus mempunyai satu tujuan saja dalam pikirannya -- yaitu memuliakan Tuhan dengan membawa keselamatan (dan kemudian pengudusan) kepada orang berdosa. Karena ia adalah hamba Tuhan maka anda merasa bahwa ia seharusnya belajar, berkhotbah dan melakukan tugas-tugas pelayanannya bukan untuk dirinya sendiri, bukan untuk gajinya, bukan pula untuk meningkatkan popularitasnya, tetapi hanya untuk memuliakan Tuhan. Kini jelaslah bahwa jika ini bukan tujuannya maka pelayanannya tidak dapat diterima Tuhan sebab bukan merupakan persembahan kepada Tuhan. Bukan ibadah kepada Tuhan tetapi ibadah kepada diri sendiri.

Ibadah bagi seorang pendeta ialah suatu keadaan pikiran dimana semua tugas-tugas kependetaannya dilakukan hanya bagi kemuliaan Tuhan dan seluruh kehidupannya merupakan persembahan yang terus menerus kepada Tuhan.

Anda berpendapat bahwa seorang pendeta harus beribadah kepada Tuhan dalam segala hal sama seperti doa dan khotbahnya -- anda benar! Bukan saja seharusnya, tetapi sesungguhnya ia harus beribadah diluar mimbar sama seperti ketika ia berada di mimbar. Jika ia dipengaruhi oleh motivasi duniawi dan kepentingan diri sendiri selama seminggu itu maka motivasi yang sama itu pasti akan ada di hatinya pada hari Minggu. Jika pada hari Minggu itu pikirannya berpusat pada kesenangannya sendiri, berusaha mengunggulkan dirinya sendiri, maka demikian pula yang terjadi pada hari Minggu.

Jika ibadah seorang hamba Tuhan semata-mata hanya suatu sandiwara -- ia berkhotbah, berdoa, mengunjungi orang dan melakukan semua tugasnya hanya dengan tujuan untuk menunjang hidup keluarganya atau hanya mendapat penghormatan dan perhatian bagi dirinya sendiri -- saudara pasti berkata bahwa ia orang jahat, dan jika ia tidak bertobat, ia pasti akan kehilangan jiwanya.

Kalau itu pendapat anda, anda benar! Bila saudara jujur, saudara dapat malakukan penilaian dan memutuskan dengan benar sifat dan nasib orang-orang seperti itu. Sekarang, ingatlah, standar ini berlaku bagi kita  semua!!! Tanamkan dalam pikiran kita, bahwa tidak ada tindakan, semangat atau luapan perasaan pribadi -- atau keputusan untuk berubah, atau janji untuk saat dimasa mendatang -- yang merupakan ibadah.

Karena ibadah adalah keadaan kehendak dimana pikiran ini tenggelam seluruhnya didalam Tuhan sebagai Pribadi yang paling kita cintai -- dimana kita tidak saja hidup dan bergerak dalam Tuhan tetapi juga untuk Tuhan. Dengan kata lain, ibadah adalah keadaan pikiran dimana perhatian dialihkan dari keakuan / kepentingan diri sendiri dialihkan kepada Tuhan -- pikiran, maksud, kehendak, perasaan dan emosi, semuanya dicurahkan hanya kepada Dia.

III. Kekristenan Sejati Berarti Senantiasa Beribadah, Bukan Kadangkala Saja

Ibadah dan kekristenan sejati adalah identik.

  1. Mustahil bagi kita untuk tidak memberikan diri kita kepada sesuatu yang paling kita cintai. Kalau kita mengasihi Tuhan diatas segalanya, Dia akan menjadi alasan hidup kita. Kalau seseorang mengasihi Tuhan diatas segalanya, ia akan sadar bahwa ia hidup bagi Tuhan dalam segala perkara hidupnya.
  2. Tidak ada yang kurang dari hal ini yang dapat diterima Tuhan. Jika ibadah tidak menjadi kebiasaan atau keadaan pikiran dan jika seluruh keberadaan diri kita tidak dipersembahkan kepada Tuhan, maka Dia pasti punya saingannya dalam hati kita. Hal ini tidak akan diterimaNya. Dan berusaha menyenangkan hatinya Dia dengan "kegiatan Ibadah" (yang bukan menjadi kebiasaan) adalah jauh lebih menjijikkan daripada seorang istri yang mencoba menyenangkan suaminya dengan senyuman yang dibuat-buat sementara ia hidup hanya untuk menyenangkan dan mendapat kasih sayang dari lelaki lain.
  3. Menyimpang dari keadaan ini adalah perselingkuhan hati. Tidak perduli apapun tindakan lahiriah seseorang, disaat ia menyingkirkan ibadah yang tulus untuk melayani Tuhan -- ia, dalam hatinya, sudah meninggalkan kekristenan yang benar. Ia tidak lagi melayani Tuhan, tetapi melayani sesuatu yang ditetapkan hatinya; dan inilah sasaran ibadahnya -- yaitu ilah / berhalanya.

IV. Beberapa Kesalahan Yang Sering Dibuat

  1. Banyak yang beranggapan bahwa ada perbedaan nyata antara "ibadah" dan jenis-jenis tugas lain  -- seolah-olah mereka dapat "melakukan tugas" secara terpisah dari ibadahnya kepada Tuhan. Biasanya yang dianggap sebagai ibadah ialah berdoa, membaca Alkitab dan menyanyi dalam persekutuan di Rumah Tuhan. Pada hari Minggu orang merasa harus beribadah, sementara pada hari-hari lain (kecuali untuk beberapa tindakan yang mereka sebut sebagai "ibadah") mereka melayani diri sendiri dan beribadah pada kesenangan pribadi. Semua ini berasal dari tidak adanya ibadah yang benar, dan mereka yang menyukai pandangan yang demikian ini belum mengerti apakah kekristenan itu sebenarnya. Tidak ada yang merupakan "kewajiban" kalau itu dilakukan untuk Tuhan. Seorang yang benar-benar saleh akan beribadah dalam urusannya sehari-hari sama seperti pada hari Minggu. Urusan dunia ini dilakukannya dengan roh dan tujuan yang sama seperti ketika ia sedang berdoa, membaca Alkitab dan menghadiri kebaktian di hari Minggu. Jika tidak demikian halnya, ia tidak mempunyai kekristenan yang benar.
  2. Ada beberapa orang yang benar-benar hidup bagi Tuhan dan jelas dalam keadaan pikiran yang beribadah, yang kelihatannya tak menyadari bahwa setiap tindakan yang ditujukan kepada Tuhan akan diterimaNya, sama seperti doa dan pujian. Jika oleh karena tanggung jawab yang penting, mereka harus membatasi waktu berdoa dan bersekutu, setan akan menarik keuntungan dari kebodohan mereka dan akan mendakwa mereka. Ia berusaha membohongi mereka dan menuduh bahwa mereka telah mengabaikan tugas mereka kepada Tuhan. Saudara yang beribadah kepada Tuhan seharusnya mengerti, bahwa karena kehendakNya (bukan oleh kemalasan saudara), saudara harus tinggal di rumah untuk merawat orang sakit atau membatasi saat-saat "kegiatan ibadah" yang biasa saudara lakukan, saudara tak perlu terikat dan tertuduh oleh hal ini -- jika saudara menyadari bahwa tugas-tugas lain ini juga dilakukan untuk Tuhan.
  3. Ada yang mengira bahwa ibadah dapat tulus, tetapi hanya meliputi hal-hal tertentu saja. Misalnya, seseorang bisa berdoa dengan tulus dan dengan motivasi yang benar, tetapi masih bersifat duniawi dalam transaksi dagangnya. Sekejap saja pikiran yang jujur akan yakin bahwa hal itu mustahil. Ibadah kepadah Tuhan tak akan dapat tulus jika sifat mementingkan diri senridi tidak dihancurkan. Ibadah sejati dan mementingkan diri sendiri selalu bertentangan.
  4. Banyak kekristenan yang salah rah, yag menjurus ke emosi daripada kesadaran / kehendak. Saudara dapat melihat hal ini dari hidup mereka -- mereka meratap, hancur hatinya dan bertobat. Mereka berjanji untuk berubah dan mempersembahkan seluruh hidup yang dikuduskan kepada Tuhan. Tapi, cobalah untuk berurusan dengan mereka pada hari berikutnya, saudara akan mendapati mereka masih mementingkan dirinya sendiri -- mereka tidak beribadah kepada Tuhan, tetapi kepada kesenangan mereka sendiri. Mereka siap untuk menarik keuntungan, bahkan dari sesama saudara sendiri, demi kepentingan pribadi mereka. Jelaslah, tangisan dan ratapan mereka semata-mata hanyalah luapan emosi belaka -- bukan kehendak hati yang diserahkan dan di curahkan kepada Tuhan.

Beberapa Hal Yang Menolong

  1. Semangat ibadah akan merubah kesibukan-kesibukan yang membosankan dan menekan menjadi hubungan yang mendalam dan terus-menerus dengan Tuhan. Bila tugas-tugas kita semakin menekan dan menjemukan -- tetapi kalau itu dilakukan untuk Tuhan -- maka semakin dalam dan berkelanjutan hubungan kita dengan Dia. Karena apapun juga yang dilakukan dengan semangat ibadah adalah persekutuan dengan Tuhan.
  2. Orang yang tidah berhubungan dengan Tuhan dalam tugasnya sehari-hari bukanlah orang Kristen sejati. Jika kita tidak melakukan hubungan secara sadar dengan Tuhan dalam pekerjaan-pekerjaan kita, itu disebabkan karena kita tidak melakukannya dalam semangat ibadah. Dan segala hal yang tidak dilakukan dalam semangat ibadah adalah dosa, karena "segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa" (Roma 14:23).
  3. Mereka yang tidak dapat melakukan urusan hidup sehari-hari tanpa menjauh dari Tuhan terlebih dahulu pastilah dalam keadaan tidak kudus.
  4. Hal-hal yang tidak dapat dilakukan dalam roh ibadah adalah hal-hal yang melanggar hukum. Bila saudara merasa hal itu tidak selaras untuk dilakukan sebagai suatu tindakan ibadah kepada Tuhan, berarti hal itu melanggar hukum dan saudara sendirilah yang menjadi hakimnya.
  5. Sesuatu bisa saja benar atau salah, tergantung dari apakah hal itu dilakukan dalam roh ibadah atau tidak.
  6. Orang yang egois akan menyalahkan orang yang rohani karena orang tersebut melakukan sesuatu yang mungkin akan menjadi dosa kalau ia sendiri yang melakukannya - sebab maksud hatinya salah. Orang yang mementingkan dirinya tersebut menganggap bahwa perbuatan orang lain juga mempunyai maksud hati yang salah. Sebaliknya orang yang saleh akan memberi kepercayaan kepada orang yang egois tersebut meskipun itu bukan haknya, dengan menganggap ,"kalau tindakannya benar, pasti maksudnyapun benar."
  7. Tidak ada kedamaian pikiran diluar keadaan ibadah. Dalam keadaan lain, tidak ada keselarasan pikiran, yang ada hanyalah pergumulan, pemberontakan, dan perselisihan dalam pikiran itu sendiri. Kesadaran akan mencela hati karena keegoisannya. Karena iu, "Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!" (Yesaya 48:22).
  8.  Mereka yang memiliki sikap ibadah yang terus-menerus, memiliki "damai yang sempurna sebab pikirannya ditaruhkan pada Tuhan" (Yesaya 26:3 - KJV). Mustahil kalau mereka tidak memiliki damai, sebab ibadah sejati mengandung damai sejahtera. Dan sekarang, apakah saudara memiliki roh ibadah yang sejati? Jangan menjawab , "saya harap demikian"; sebab tak ada satupun selain kesadaran hati yang dapat memuaskan saudara. Kalau saudara beribadah kepada Tuhan, saudara mengetahuinya - dan kalau saudara tidak sadar bahwa saudara sedang beribadah kepada Tuhan, itu berarti saudara tidak memiliki ibadah sejati.
"Jangan sesat! Tuhan tidak membiarkan DiriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barang siapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dalam dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu." (Galatia 6:7-8)
    Catatan :
    Ibadah dalam bahasa Inggris adalah "devotion", berasal dari kata "to devote" yang berarti MEMBERI. Jadi ibadah yang sebenarnya berarti memberikan / mempersembahkan diri ini SEPENUHNYA kepada Tuhan. Inilah yang dimaksudkan oleh Roma 12:1. Segala tindakan lahiriah yang kelihatan oleh mata manusia (seperti berdoa, berbakti, membaca Alkitab, berbuat baik), bila tidak dilakukan dengan memberikan HATI dan DIRI kita kepadaNya, tidaklah dapat dikatakan sebagai ibadah - itu adalah topeng-topeng rohani dan sandiwara yang dihasilkan dari kemunafikan. Tuhan menyelidiki dan melihat hati, Ia tidak melihat tindakan lahiriah kita.